Sunday, November 7, 2021

E-commerce

 

Apa Itu E-commerce? Pengertian dan Cara Sukses Bisnis E-commerce


Pengertian E-commerce

Arti Ecommerce adalah Electronic Commerce, yang dalam bahasa Indonesia berarti Perdagangan Elektronik atau E-niaga. Tapi, ada satu fakta menarik nih. Pengertian E-commerce ternyata tidak hanya mencakup kegiatan seputar belanja online, tapi juga untuk berbagai jenis aktivitas yang melibatkan kegiatan transaksi online, seperti internet banking dan e-wallet, hingga pemesanan tiket dan lelang online.

Orang-orang yang ingin menjual barang atau jasa dan berbelanja cukup mengeklik layar gadget mereka, lalu cukup duduk manis dan menunggu barang sampai ke tangan. Contohnya ada raksasa retailer online seperti Amazon dan Walmart, yang menjadi beberapa contoh website Ecommerce yang paling populer saat ini.

Manfaat E-Commerce bagi Bisnis dan Konsumen

1. Pasar tersedia secara global

Ecommerce tidak terbatas ruang dan wilayah. Anda bisa menjual produk kepada siapa saja di seluruh dunia.

Pembeli bisa menemukan dan membeli produk dengan lebih mudah tanpa dibatasi lokasi, sementara bisnis mampu meningkatkan penjualan dan pendapatan jauh lebih tinggi dibanding melalui toko fisik konvensional.

2. Buka 24 jam, 7 hari seminggu, sepanjang tahun

Merujuk kembali ke bagian “Apa itu Ecommerce” di atas, semua aktivitas di Ecommerce dilakukan secara online. Artinya, produk Anda selalu tersedia setiap saat secara online.

3. Biaya jauh lebih murah

Selain tidak mengharuskan Anda mendirikan toko fisik, manfaat E-commerce lainnya adalah biaya yang diperlukan untuk membuat toko menjadi jauh lebih murah.

4. Manajemen menjadi lebih mudah

Dengan Ecommerce, bisnis bisa mengotomatiskan manajemen barang berkat tool dan layanan yang disediakan. Proses terkait stok produk dan operasional pun menjadi lebih simpel dan mudah.

5. Informasi lebih jelas dan sesuai strategi

Dengan toko fisik, Anda hanya bisa menyajikan sedikit informasi mengenai setiap produk.

Tapi tidak begitu dengan toko Ecommerce. Anda bisa menambahkan deskripsi mendetail tentang produk atau layanan, serta menampilkan sebanyak mungkin varian sesuai keinginan. Anda bahkan bisa melengkapi informasi brand untuk meningkatkan kredibilitas dan membangun kepercayaan pelanggan.

Cara Memulai Bisnis Ecommerce yang Sukses




Langkah 1: Tentukan area bisnis

Tentukan terlebih dahulu barang atau jasa yang akan Anda jual. Saat mencari inspirasi, sebaiknya pilih strategi yang sekiranya akan menghasilkan dan mudah disesuaikan dengan kebutuhan di masa depan. Silakan kunjungi artikel kami tentang ide bisnis online dan jualan online yang laris untuk membantu Anda menentukan area bisnis.

Langkah 2: Cari produsen untuk produk Anda

Jika menjual produk fisik, Anda harus mencari cara agar produksi barang yang Anda jual tetap berjalan.

Langkah 3: Mulai bangun bisnis Anda

Langkah ini akan melibatkan berbagai fitur perusahaan Anda, seperti branding, USP (unique selling proposition), dan struktur bisnis.

Langkah 4 :Memilih Platform untuk Memulai Toko Online

Jika sudah membaca sampai sini, Anda pasti sudah tahu apa itu E-commerce dan hampir semua hal tentangnya, atau bahkan sudah yakin ingin memulai toko online Anda sendiri. Nah, setelah mempersiapkan semuanya, kini saatnya memilih platform yang tepat untuk menghosting bisnis E-commerce Anda.


baca selengkapnya :  pengertian dan cara sukses bisnis E-commerce




Friday, October 15, 2021

DIGITAL INTEGRITY

Manfaatkan Integrasi Teknologi Digital, Kritisi Revolusi Industri 4.0

 


    Peran kemajuan teknologi digital dalam dekade terakhir menjadi satu peluang menarik bagi generasi muda «Melenial» dan terlebih para Lulusan Perguruan Tinggi untuk menjadi calon wirausaha. Keahlian dan intelektualitas mereka cukup sebagai bagian modal awal untuk berwirausaha yaitu memiliki Modal Intelektual dan/atau human capital. Termasuk, bagi para Sarjana tidak hanya ahli menggunakan atau mengoperasikan teknologi digital, tetapi memiliki pemahaman mumpuni tentang ilmu manajemen dan ekonomi.


    Inovasi dan mengembangkan bisnis di era teknologi digital di tengah keterbukaan pasar nasional dan global merupakan topik Orasi Ilmiah yang diangkat oleh STIE Assolleh. Tinjauan teoritis yang dipaparkan oleh Agus adalah tentang Potensi dan Keperilakuan Berwirausaha terkait dengan pesatnya integrasi teknologi digital. Lingkungan sosio-kultural, serta perkembangan ekonomi dan pasar merupakan argumentasi teoretis sebagai faktor potensial berwirausaha.


    Perilaku wirausaha di era sekarang niscaya tidak bisa lepas dari perkembangan teknologi digital. Pada akhirnya yaitu pemanfaatan teknologi digital harus mampu diekspektasikan untuk menghasilkan laba marginal dan keuntungan usaha secara sustainable.
Menurut Agus, sistem transaksional on-line mempermudah para wirausaha untuk melakukan inovasi produk. Di sektor industri pabrikasi pencarian pemasok bahan baku dapat menemukan banyak pilihan harga produk yang kompetitif dengan kualitas terbaik.


    Saudara dapat memiliki sebuah produk atau bahkan banyak produk dengan Merek milik anda sendiri, meskipun anda tidak memiliki pabrik sama sekali, tandas Agus.
Inovasi produk oleh wirausaha di sektor perdagangan dan Jasa yaitu melakukan penambahan item-item barang dagangan, dari berbagai pemasok yang mereka memasarkan produknya melalui sistem on-line. Kemudahan memperoleh dana untuk pembiayaan modal bagi para wirausaha sangat besar dari sumber Sistem Finance Technology , atau sistem keuangan konvesional.


    Hal ini dimanfaatkan baik untuk kepentingan pasokan atau pemasaran barang pasar terbuka.
Dalam hal ini produk-produk unik dan komoditas khas Indonesia masih belum optimal untuk menjelajah ke pasar luar negeri. Jadi, ini menjadi perhatian dan sekaligus peluang ke depan bagi para wirausaha di Indonesia.


    Sementara itu, Agus mengkritisi bahwa kita kebanjiran produk dari luar negeri, khususnya dari Tiongkok, sehingga pada tahun 2018 telah mencapai titik terbesar defisit neraca perdagangan Indonesia vs Tiongkok . Oleh sebab itu sangat lebih hebat, jika para wirausaha di Indonesia ke depan banyak melakukan inovasi pengembangan produk-produk dalam negeri, dan kemudian pemasarannya diutamakan menyasar ke luar negeri.

    Jadi, ini masalah dan peluang tentang keterbukaan transaksional pasar melalui teknologi digital yang sistemnya telah teringrasi antara pihak pemasok dengan konsumen mereka. Para sarjana dinilai mampu dan mahir memanfaatkan aplikasi-aplikasi digital dalam bisnis, karena mereka memiliki bekal teknis dalam selama studinya.


BACA SELENGKAPNYA: DIGITAL INTEGRITY 

Tuesday, October 5, 2021

DIGITAL PRIVACY

DIGITAL PRIVACY



Hubungan kita dengan teknologi telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir, khususnya teknologi informasi yang menyimpan data data pribadi kita.

Privasi adalah hal yang harus dikorbankan pengguna untuk mendapatkan konten yang berkualitas, akses yang mudah, serta berbagai layanan yang ditawarkan oleh teknologi, dan hal ini telah menjadi perhatian utama para pengguna internet.

Menurut pendapat CEO Digital Forensic Indonesia Ruby Alamsyah



sebanyak 13 juta data pribadi pengguna internet di Indonesia (termasuk nama lengkap, alamat, email, nomor telepon, kata sandi terenkripsi, dan alamat IP) telah dijual seharga Rp 20 juta ke beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab.

Hal tersebut menyebabkan keadaan darurat bagi perlindungan privasi dan data pribadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia yang akan menerapkan Regulasi Umum bagi Perlindungan Data (GDPR).

Bahkan pemerintah sudah mengeluarkan RUU perlindungan data pribadi (RPD) yang berfokus pada keamanan data perorangan,namun kenyataannya, masih ada beberapa perusahaan yang menggunakan teknologi untuk memantau kita agar mendorong prilaku tertentu untuk keuntungan mereka.

Menurut Vice President & General Manager of Emerging Markets, Mozilla Stan Leong



menyatakan, dikarenakan mayoritas perusahaan-perusahaan besar memperlakukan pengguna sebagai bahan baku gratis untuk memprediksi tren komersial dan memanipulasi perilaku secara tersembunyi, kita sedang menghadapi ancaman besar terhadap hak-hak dasar manusia.

"Semakin banyak orang mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang pemantauan aktivitas di Internet (Internet surveillance).

Mozilla mengangkat tiga masalah terbesar yang menjadi pokok utama dari Surveillance Economy:

 

1.    Tereksposnya data: Orang-orang secara tidak sadar akan dibebankan oleh ketidakamanan privasi

2.    Tersingkirnya kepentingan pengguna: Berbagai perusahaan besar akan berlomba-lomba menimbun data dan berkompetisi secara diam-diam demi keuntungan pribadi

3.   Tereksploitasinya pengguna: Perusahaan-perusahaan tersebut tidak mengawasi bagaimana data konsumen digunakan.

Saat ini selain hanya dapat menyetujui pengumpulan dan pengawasan data oleh perusahaan, kita hanya memiliki sedikit pilihan dalam kehidupan digital. Untuk memerangi ketidakseimbangan hak dalam Surveillance Economy, Mozilla menyajikan tiga usaha untuk mengubah sistem ini:

 

1.    Memperkuat Kesadaran dan Identitas: Mengubah konsep persetujuan dari "kontrol atas privasi Anda" menjadi "kekuasaan atas identitas Anda."

2.    Pengalihan Data: Membawa nilai baru, transparansi, dan kekuatan bagi pengguna melalui kontrol dan kepemilikan data.

3.    Mozilla sebagai Layanan: Mozilla melakukan praktik data dan infrastruktur yang lebih sehat dan mendorong gerakan 'data untuk kebutuhan yang lebih baik'.

source:https://www.indotelko.com/read/1584150614/internet-privasi-data

E-commerce

  Apa Itu E-commerce? Pengertian dan Cara Sukses Bisnis E-commerce Pengertian E-commerce Arti Ecommerce adalah Electronic Commerce, yang dal...